Bahwa nama Kota Sekayu banyak yang telah mengumgkapkan pendapatnya sebagaimana ditulis dalam Buku Berjudul “BUMI SERASAN SEKATE DAN PENDUDUKNYA Oleh DR (Mc) Drs. H. Yusman Haris yang intinya mengenai Asal nama SEKAYU, bermula dari perdamaian antara warga Kampung Pangkalan Balai dengan Warga kampang Soak, yang mana pada waktu berdamai, hidangan-makan atau minumnya dialas dengan Dasar (kain Belacu Sekayu ) namun tidak menyebutkain Tahunnya terjadi. itu kapan, ? dan juga ada yang berpendapat dari pertemuan dua orang bersaudara atau adik dan Ayuk naik pohon kayu lalu “Seka” atau koyak dahan kayu itu, maka kami agak kurang sependapat.
Setelah kami mengadakan Penelitian dan langsung bermunajat diatas Makom Puyang DEPATI Kampung Empat , lalu mend apat wansit bahwa Nama Sekayu adalah dari Namanya salah satu Putri Puyang Kilat Kemarau (Tahaji¬bin Sajidin ) yaitu SAK AYU Putri Ketiga silsilaln keturunannya.
Memang Putri ketiga cantiknya melebihi saudaranyat waktu kecil sering gemar mengikuti orang tuanya berladang di seberang Dusun Soak yaitu Sekayu sekarang, selain itu SAK AYU mempunyai Kundu atau Tua Padi, mungkin saja sesuai zamannya bahwa Dia keturunan Orang sakti lagi terpandang dan dikasih Jabatan Hulu Balang zaman Depati SAHMAD Bin Sakaji.
Nama SAK AYU atau Kota Sekayu dikenal warganya sejak ± 1745 M dan dari fakta serta data sebutan bagi Orang Desa sekeliling Sekayut. Jika mau kekota Sekayu, Bila ditanya mau, kemana ? maka jawabnya mau ke SEKAYU , lidah atu dialek/ucapan ini sekarang masih tetap.
Selain itu bahwa berdasarkan temuan kami dilapangan berdasarkan Faktat bahwa nama-nama Dusun Talang -talang kebanyakan diambil dari nama Orang atau nama sungai atau juga nama Pohon yang dianggap sebagai ciri khas seperti :
1. Talang Mahsan di Kertajaya, pendirinya Mahwan
2. Talang Sukud di dekat Desa Simpang Sari pembangunannya Suhud Cs
3. Talang Jenneda, Jemaher Darat Desa Kasmaran yaitu orang dua bersaudara
4. Danau Konger yang berusaha meng Damnya Mr Konger
5. Talang Temedak Ampe arah ke Selaghai - ada pokon cempedak.
6. Desa Jut aaalnya Talang Makujud jadi talang Jut dan Desa Jut
7. Talang Bilik Panjang di Teladan , dulunya ada Lumbung Padi S
8. Danau Ulak Lia Berang Sekayu, Dulu yang berladang disitu Beliau.
9. Talang Sahabat di Teladan, disitu siapapun darimana datangnya, menunjukkansikap sifat persaudaraan.
Maka itu dari penelitian kami, kami benyak berhubungan langsung dengan pelaku sejarah atau puyang-puyang dimaksud, karena data yang diberikan oleh pemuka adat kami jadikan bahan untuk penghubung ke pelaku sejarah yang sebenarnya.
Dari semua data yang diberikan kami jadikan masukan yang sangat berguna dalam upaya menuju kefokus masalah yang dapat dijadikan bahan penguat buat menentukan suatu kesimpulan, karena pendapat dari semua kelompok yang mengira-ngira atau menerka-nerka yang mungkin dapat membingungkan masyarakat, oleh karenannya kami berpedoman pada prinsip, yaitu langsung memghubungi Pelaku sejarah dengan sistim Ritual , walaupun dalam arti banyak menggunakan waktu untuk mengadakan komunikasi dengan Arwah Para beliau, kiranya methode ini sangat akurat dan dapat diyakini kebenarannya .
Disamping itu penyesuaian dengan kenyataan keberadaan alam lingkungannya bahwa baik zaman dulu maupun sekarang, orang memberi suatu nama tempat kebanyakan berdasarkan kenyataan, tugu-tugu , apakah itu sebuah pohon kayu, apakah itu bukit , seperti nama desa Tebing Bulang, diambil dari alam lingkungan yang bertebing-tebing, dan nama Kecamatan misalnya Palakat Tinggi, itu diambil dari nama Bukit diwilayah Transmigrasi, yang memang dulunya telah dikenal oleh masyarakat sekitar Talang Mahsan, Rentes , dan Jangko.
Kota Sekayu tempo dulu, adalah kota Marga Mantri Melayu , yang asal nama itupun diambil dari bujang Melayu ( Rio Kaos ) semasa Depati Sahmad beliau adalah Juru tulis Marga dan memang orangnya pendatang dari Tanah Melayu (Malaka) merantau ke Daerah Musi dan menetap di Dusun Soak ( Nama Sekayu 2) dulu dan menikah dengan keponakan Puyang Depati Sahmad Bin Sahaji , maka dari contoh nama -nama tersebut memberikan nuansa kepada kita yang ada sekarang.
Pada Tahun 2006 ini Kota Sekayu telah berumur ± 261 Tahun, hal ini jika kita hitung berdasarkan berdirinya pada Tahun 1745 M dan sejak Negara RI Merdeka sampai sekarang ini Kabupaten Musi Banyuasin telah dipimpin oleh 8 ( Delapan) orang Bupati yang pertama adalah Kapten Usman Bakar dan sekarang Ir. A. Alex Nurdin, SH dengan segala bentuk perjuangan maka kita himbau masyarakat agar memberikan partisipasinya terhadap kemajuan Daerah, mengingat sejak Zaman Nenek moyang telah berusaha membangun Desa Dusunnya, maka Titipan/warisan untuk menuju kesejahteraan itu akan dapat digapai jika adanya Persatuan dan Kesatuan serta cinta Pambangunan.
Nenek
Moyang Ughang Sekayu
1.
PUYANG DEPATI SEKAYU 2 (SOAK BARU)
Puyang Depati adalah orang yang
pertama diangkat oleh Sultan Palembang menjadi penguasa (Kadipatenan) untuk
wilayah musi ilir yang kedudukannya di kota Sekayu, dan beliaulah yang asal
mula membuat nama SAKAYU atau Sekayu berkisar tahun 1745 silam, yang diambil
dari salah satu nama dari anak seorang hulubalang yang namanya SAK AYU, puyang
Depati (SAHMAD BIN SAHAJI) 1683 – 1776. Berikut ini silsilah Puyang Depati.
Nama aslinya adalah SAHMAD bin SAHAJI bin Aji Ginggang Bin Mujmal Bin Sidun Bin Sawir Bin Kitri Bin Samaun Bin Huzon Bin Hubbas dari Gujarat India.
a. Zuriyat Puyang Depati
Depati Sahmad kawin dengan BIHA Binti Bahoro dari Jawa mendapatkan keturunan sebagai berikut :
1. Bulkiya
2. Sajidina Ali
3. Barukya
b. Depati Sahmad kawin dengan SABAINA Binti MU’ASIM Kayuara mendapatkan keturunan diantaranya sebagai berikut:
Nama aslinya adalah SAHMAD bin SAHAJI bin Aji Ginggang Bin Mujmal Bin Sidun Bin Sawir Bin Kitri Bin Samaun Bin Huzon Bin Hubbas dari Gujarat India.
a. Zuriyat Puyang Depati
Depati Sahmad kawin dengan BIHA Binti Bahoro dari Jawa mendapatkan keturunan sebagai berikut :
1. Bulkiya
2. Sajidina Ali
3. Barukya
b. Depati Sahmad kawin dengan SABAINA Binti MU’ASIM Kayuara mendapatkan keturunan diantaranya sebagai berikut:
- Samal
- Sawal
- Mujib
- Munasir
- Munawar
- Sawal
- Mujib
- Munasir
- Munawar
Dari keturunan dua orang isterinya inilah cikal bakal yang
meneruskan kepemimpinannya di Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin.
c. Depati Sahmad bin Sahaji diangkat menjadi Kedipatenan Musi Ilir berkisar pada tahun 1733, dibantu oleh juru tulis yaitu Rio Kaos dan Hulubalang Tahaji bin Sajidin.
d. Nama julukan bagi beliau diantaranya:
c. Depati Sahmad bin Sahaji diangkat menjadi Kedipatenan Musi Ilir berkisar pada tahun 1733, dibantu oleh juru tulis yaitu Rio Kaos dan Hulubalang Tahaji bin Sajidin.
d. Nama julukan bagi beliau diantaranya:
- Al Ka’idah artinya orang yang
memangku Hukum
- Syah Aji artinya orang yang dibenarkan ajiannya
- Al Kholil artinya orang yang patuh/penurut
- Abdul Munir artinya orang yang membawa penerangan dan masih banyak lagi julukan bagi beliau.
- Syah Aji artinya orang yang dibenarkan ajiannya
- Al Kholil artinya orang yang patuh/penurut
- Abdul Munir artinya orang yang membawa penerangan dan masih banyak lagi julukan bagi beliau.
2. PUYANG KILAT KEMARAU SEKAYU 2 (SOAK BARU)
Puyang Kilat Kemarau adalah Hulubalang dari puyang Depati, beliau adalah Keponakan dari puyang Depati, diangkat menjadi Hulubalang karena keahliannya dan sikap keberaniannya pada masa itu.
Puyang Kilat Kemarau (TAHAJI BIN SAJIDIN) 1722 – 1789.
Nama asli Kilat Kemarau adalah Tahaji Bin Sajidin bin Sahaji bin Aji Ginggang bin Mujmal bin Sidun bin Sawir bin Kitri bin Samaun bin Huzon bin Hubbas asal dari Gujaraj India.
a. Zuriyat puyang Kilat Kemarau
Tahaji bin Sajidin kawin dengan Mahesa binti Madarus dari Jawa Tengah mendapat keturunan sebagai berikut :
1. Tasaima
2. Tasaiya
3. Sak Ayu
b. Kilat Kemarau (Tahaji bin Sajidin) diangkat menjadi Hulubalang pada tahun 1742, dan beliau diberikan kuasa untuk mengamankan wilayah Kedipatenan / pedatuan zaman Puyang Depati.
Beliau mengarahkan masyarakat untuk bertani disekitar wilayah sungai Medak, sungai Langgaran, sungai Tunggak sampai batas Marga Sungai Keruh, maka areal pertanian itu dikuasai oleh puyang Kilat Kemarau, yang mana terakhir hayatnya dimakomkan di Muara Jongot seberang kampong 5 kota Sekayu yang sekarang berada dalam wilayah Sekayu II (Dua) disebut Kelurahan Soak Baru.
c. Kilat Kemarau (Tahaji bin Sajidin)
Beliau mendapat Karomah ilmu jalan cepat, seperti kilat, dapat menaklukkan binatang buas, hal ini menurut hikayatnya beliau dapat menaklukan semua itu adalah dalam upaya pengamanan dibantu pula oleh :
- Bujang Ronggang
- Bujang Kumbang
- Mayat Beguling
- Mamang Segawak dan Enggang Parau Pekik Nyaring
d. Nama Gelar dari Puyang Kilat Kemarau diantaranya adalah :
- Puyang Patah Rimpung
- Puyang Muare Jongot
- Puyang Kemudi Rejung
- Puyang Silam-silaman
3. PUYANG RIO KAOS SEKAYU 3 (BALAI AGUNG)
Puyang Rio Kaos adalah nama aslinya RIO KELANA kelahiran Perak Malaka pada tahun 1741 – 1842.
Nama Rio Kaos adalah gelar untuk beliau, karena beliau adalah orang yang merantau dari negeri Malaka, masa remajanya menurut hikayatnya ikut kapal Dagang dan sampailah di Soak (Sekayu lama). Silsilah Rio Kelana adalah : Rio Kelana bin Rio Adnan bin Tunsaka bin Tan Sulan bin Tsung Lim keturunan Melayu campuran Thionghoa, karena telah lama menetap di Soak, maka mendapatkan jodoh dengan keponakan Puyang Depati Sahmad yaitu SITI SAKYA binti Suto.
a. Zuriyat Puyang Rio Kaos
Rio Kaos (Rio Kelana) menikah dengan SITI SAKYA Binti SUTO mendapat keturunan sebagai berikut :
1. Kumala
2. Rukiba
3. Rumaya
b. Diangkat menjadi Juru Tulis
Karena pada masa itu belum banyak orang yang pandai baca tulis, sedangkan Rio Kaos sejak bujangannya telah kenal dengan Puyang Depati, dan lama bergaul, maka diangkat menjadi Juru Tulis dan akhirnya menikah dengan Keponakan Puyang Depati sendiri yaitu Siti Sakya Binti Suto, dan terakhir hayatnya dimakomkan di Sekayu 3 (Balai Agung) tepatnya adalah di Depan Penjara Lama.
c. Nama gelar atau Julukan untuk Rio Kaos :
- Puyang Juru Tulis
- Puyang Malaka
- Bujang Melayu
4. PUYANG PIABUNG (PUYANG KETIP) SEKAYU 3 (BALAI AGUNG)
Puyang Piabung nama aslinya adalah BAHMAN Bin SAHID kelahiran dusun Soak pada tahun 1771 – 1869.
a. Silsilah
Bahmad Bin Sahid bin Sajidin bin Sahaji bin Aji Ginggang bin Mujmal bin Sidun dan seterusnya segaris keturunan ke atas sama dengan Depati Sahmad.
b. Zuriyat
Bahmad bin Sahid menikah dengan Sahma Binti Walid melahirkan keturunan diantaranya:
1. Sumarak
2. Juriah
3. Jamhur
4. Jumir
5. M. Sadid
6. Malija
c. Nama gelar Puyang Bahmad bin Samid adalah :
1. Puyang piabung karena kerjaannya tani dan sering menorah kayu untuk dibuat bahan bangunan (piabung atau cagak)
2. Puyang Ketip karena semasa hidupnya pernah diangkat menjadi ketip.
d. Riwayat singkatnya
Dimasa hidupnya bertani berladang diwilayah sungai Salaghai Talang Salaburau sampai ke Temedak Ampe Sungai Tamiyang termasuk Talang Biduk Buruk (wilayah Kelurahan Balai Agung) beliaulah yang membuat Rompok/Talang Selaghai, Salaburau dan Temedak Ampe, Makon beliau ada disekitar sana.
5. PUYANG KAKAK PANJANG SEKAYU I (SERASAN JAYA)
Puyang Kakak Panjang nama aslinya adalah SABILUDIN Bin MUHTARUDDIN Kelahiran Malaka Tahun 1734 – 1835 M.
a. Silsilah
Sabiluddin bin Muhtaruddin bin Muhtarom bin Darul Qutni bin Kudir bin Muhamad Zaman bin Burdawi bin Muslim keturunan dari Banten.
b. Zuriyat
SABILUDDIN kawin dengan MUHARANI Binti DURJANI Bin Muktasimi asal keturunan dari Jawa Tengah mendapat keturunan :
1. Samsuddin
2. Samsiyah
3. Munawwaroh
c. Riwayat singkat
Sabiluddin masa remajanya merantai dari Banten ke Palembang ikut kapal dagang dan mudik ke dusun Soak menetap disana mengembangkan Ilmu Agama Islam yaitu mengajar Ngaji, lalu diangkat menjadi Ketip, maka beliau digelar dengan Puyang Ketip. Makomnya ada di Kelurahan Serasan Jaya (Sekayu 1) yaitu dibelakang Kantor Dinas Pertanian Sekayu.
6. PUYANG PENDEK SEKAYU I (SERASAN JAYA)
Puyang Pendek nama aslinya adalah SALIKUN Bin SAWAL kelahiran Dusun Soak pada tahun 1814 – 1927 M.
a. Silsilah
Salikun bin Sawal bin Sahmad bin Sahaji bin Aji Ginggang dan seterusnya keatas senasib dengan Puyang Depati Sahmad maka beliau adalah cucu dari Puyang Depati.
b. Zuriyat
Puyang pendek atau Salikun menikah dengan SARIJINA Binti Sari Jenang mendapatkan keturunan adalah :
1. Masaiya
2. Muhtadin
3. Asiana
c. Riwayat singkat
Semasa hidupnya puyang Salikun sering membantu orang patah tulang, keseleo dan penyakit lainnya.
d. Nama gelar
1. Puyang pendek, karena memang badanya cebol
2. Puyang dukun, keahliannya dukun patah.
e. Petilasan
Bahwa Puyang Pendek atau Puyang Dukun ini dimakomkan di Belakang Kantor Dinas Inkom berdekatan dengan Dinas Pertanian Kelurahan Serasan Jaya (Sekayu 1)
7. PUYANG LIMAU PURUT KEL. KAYUARA
Puyang Limau Purut nama aslinya adalah MAHADAT bin MASTAJAB Kelahiran Kayuara pada tahun 1772 – 1868 M.
a. Silsilah
Mahadat bin Mastajab bin Nuzullah bin Mutholib bin Hizam bin Sawir bin Kitri bin Samaun bin Huzon bin Hubbas, berarti silsilah keturunannya dengan garis keturunan ke enam yaitu SAWIR Bin KITRI dengan puyang Depati Sahmad.
b. Zuriyat
Mahadat menikah dengan Aliyah Binti Murzak bin Sahidun menurunkan keturunan yaitu:
1. Mahagat
2. Mu’ah
3. Marwiyah
4. Mahisa
5. Markoni
c. Riwayat singkat
Puyang Limau Purut adalah orang yang memberi nama Desa Kayuara, asal desa dulunya diseberang Kayuara yang sekarang, dan diarah hilirnya ada istilah Kampung Silam. Mahadat atau Limau Purut, orangnya dulu Jawara, jago judi sabung ayam namun sering kalah.
Hikayatnya beliau bertaruh dengan puyang JARIPAN AMBOY dari pasar Bayang, beliau kalah dan menggadaikan Kelawainya/adik lalu Beliau minta izin untuk mengambil uang kerumahnya, tapi dengan ilmunya menjampi Daun Jeruk Purut menjadi uang, lalu pergi ketempat jaripan Amboy untuk membayar, ketika dilihat disaksikan benar-benar uang, maka Kelawainya dapat ditebus kembali.
Puyang Limau Purut menitip pesan dengan anak cucunya, bahwa tinggalkanlah judi, jika kita tidak ahlinya, karena beliau sendiri yang merasainya menggadai kelawainya / adiknya karena judi. Makomnya ada diseberang Kelurahan Kayuara Sekayu.
8. PUYANG IBRAHIM DESA KAYUARA
Puyang Ibrahim atau Syeh Ibrahim keturunan dari Babilonia lahir pada tahun 1893 – 1856 M.
a. Silsilah
Ibrah bin Murtadah bin Saidul’akla bin Mujbir bin Hizul Wada’ bin Haup bin Sujdal Ma’wa bin Suffa keturunan dari Babilonia (Iran).
b. Zuriyat
- IBRAHIM menikah dengan MASNAH binti Muhid bin Mahagat bin Mahadat (Puyang Limau Purut) mendapat keturunan diantaranya adalah :
1. Halimah
2. Maleha
3. Ahyar
4. Abdul Komar
5. Ali Kotar
- IBRAHIM menikah dengan ROSIMAH Binti Mujib Bin Mahagat bin Mahadat mendapat keturunan diantaranya adalah :
1. Husnul Khotimah
2. Khusnul ‘Atiyah
3. Safa’al Wadut
c. Riwayat Singkat
Ibrahim semasa bujangannya merantau dari Iran ke Palembang, lalu sampailah ke Kayuara dengan berbekal ilmu Agama Islam, mengajar ngaji dan juga bidang pengobatan tradisional, dan berakhir hayatnya di Kel. Kayuara Lingkungan III Kec. Sekayu. Peninggalannya sebuah tombak.
9. Asal usul nama Desa Lumpatan
Berawal dari aliran sungai Gemuruh batas Kampung /Lingkungan 2 dan 3 yang membelah desa, disitu dulunya airnya agak deras, maka ikan-ikan dari sungai Musi melewati air deras itu melompat, dan dulu sungai itu masih belum seperti sekarang sudah dalam, lebar dan airnya sudah agak kurang deras.
Lumpat berasal dari kata lompat sedangkan akhiran AN menunjukkan banyak yang melompat, atau pengertian lain bahwa dulu sungai itu dapat dilompat dan sekarang tak bias lagi dilompat karena sudah lebar dan ada jembatan.
PUYANG GAJAH BERENDAM DESA LUMPATAN
Salah satu Puyang orang desa Lumpatan yang menurunkan keturunannya, mana aslinya adalah RADEN TAMARAN Bin Raden Kosim lahir di Palembang pada tahun 1722 – 1801 M.
a. Silsilah
Puyang Gajah Berendam, Raden Tamaram bin Raden Kosim Bin Raden Tambuhillah bin Pangeran Ario Panansang bin Sultan Abdurrahman bin Amrullah keturunan dari kesultanan Palembang.
b. Zuriyat
Raden Tamaram menikah dengan Raden Ayu Sekar Ayu binti Raden Alit bin Raden Kismoyono keturunan dari Banten, mendapat keturunan :
1. Raden Tarsusi
2. Raden Ayu Kasiani
3. Raden Pendasaru dan
4. Raden Ayu Misminah
c. Riwayat Singkat
Raden Tamaram pernah menjadi pimpinan Laskar Kesultanan Palembang Darussalam, beliau memiliki ilmu Silat jato tanding, keluar atau berhenti dari pimpinan Laskar dan merantau ke Jambi, lalu kembali ke Desa Lumpatan, karena pada masa itu isterinya akan direbut oleh Demang Lebar Daun, yang mana untuk menghindari pertumpahan darah maka Raden Tamaram bersedia mengalah dan mengungsi, lantaran Demang Lebar Daun masih sepupuh dengannya.
Julukan Gajah berendam adalah bahwa beliau tahan menunggu musuhnya dengan merendam diri di sungai, karena pada zaman itu hubungan adalah sungai, maka salah satu keturunan dari nenek moyang orang Desa Lumpatan adalah dari Zuriyat beliau. Makomnya sekitar Pinggiran Musi yaitu Ulak Enau Gadis.
10. PUYANG JENGGOT DESA BAILANGU
Nama asli dari Puyang Jenggot adalah H. ABDUL MUID Bin KUPROWI Bin KUSDAN Bin KURNIFI Bin SAHWI Bin SIMON Bin BURNAWI Bin HIZIB asal kelahiran Jawa Barat pada Tahun 1703 – 1792 M.
a. Zuriyat
H. Abdul Muid menikah dengan HALIFA Binti Abdul Hadi bin Abdul Jahar bin Ali Hasan bin Ambiyak. Menurunkan keturunan diantaranya adalah :
1. Abdul Jamal
2. Ali Hasan
3. Ambarwati
4. Hasbina
b. Riwayat singkat
Semasa hidupnya beliau mengajar ngaji dan diangkat menjadi penghulu disamping itu beliau punya ahli pengobatan.
c. Nama Gelar
1. Puyang Jenggot karena jenggotnya aneh yaitu dibawah lidahnya
2. Puyang Pengulu karena menjadi Penghulu
11. PUYANG IDAK BAPUSAR DESA BAILANGU
Nama asli dari Puyak Idak Bapusat adalah DATUK KULIM Bin Kusnan lahir di Jawa Timur tahun 1730 – 1822 M.
a. Silsilah
Datuk Kulim bin Kusnan bin Kumar bin Jansam Jurairoh bin Samuji bin Sumarto bin Sukim keturunan dari Jawa Timur.
b. Zuriyat
Datuk Kulim menikah dengan Damiyatun binti Damanhuri menurunkan keturunan diantaranya :
1. Merdawi
2. Ramidi
3. Rutina
4. Amartopuro
5. Dentamanyu
6. Destarata
c. Riwayat singkat
Datuk Kulim termasuk orang yang punya ilmu kuat, ilmu limun-limunan, kekebalan tubuh dari senjata tajam dan juga ahli pengobatan.
d. Nama gelar
Datuk Kulim digelar antara lain :
1. Puyang silam-silaman
2. Puyang kebal
3. Puyang sinawali dll.
Asal - Usul Senjang
22 Juni 2010
Apa itu senjang
Senjang adalah salah satu bentuk
media seni budaya yang menghubungkan antara orang tua dengan generasi muda atau
dapat juga antara masyarakat dengan Pemerintah didalam penyampaian aspirasi
yang berupa nasehat, kritik maupun penyampaian strategi ungkapan rasa gembira.
Mengapa disebut Senjang
Karena antara lagu dan musik tidak
saling bertemu, artinya kalau syair berlagu musik berhenti, kalau musik
berbunyi orang yang bersenjang diam sehingga keduanya tidak pernah bertemu.
Itulah yang disebut senjang.
Asal Usul Senjang
Kesenian senjang yang merupakan
salah satu kesenian khas masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin bermula disalah
satu kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Musi Banyuasin yaitu Kecamatan
Sungai Keruh. Dikecamatan ini lah pertama kali kesenian senjang dipopulerkan,
kemudian mulai dikembangkan ke Kecamatan Babat Toman antara lain Desa Mangun
Jaya. Kecamatan Sanga Desa antara lain Desa Ngunang, Nganti, Sanga Desa dan
terus ke Kecamatan Sekayu. Karena itu irama Senjang dari tiap-tiap Kecamatan
tersebut tidak sama.
Bentuk Senjang.
Bila ditinjau dari bentuknya,
senjang tidak lain dari bentuk puisi yang berbentuk pantun (Talibun). Oleh
sebab itu, jumlah Liriknya dalam satu bait selalu lebih dari empat baris. Satu
keistimewaan dari kesenian senjang ini adalah penyajiannya yang kompleks
sehingga menarik. Dikatakan kompleks karena penyajianya selalu dinyanyikan dan
diiringi dengan musik. Akan tetapi, ketika pesenjang melantunkan senjangnya
musik berhenti. Pesenjang biasanya menyanyi sambil menari. Ia dapat membawakan
senjang itu sendirian tetapi tidak jarang pula pesenjang tampil berdua.
Walaupun irama senjang ini pada umumnya monoton, tetapi juga mengajak audiens
terlibat sekaligus terhibur.
Penampilan senjang tampaknya
mengalami perkembangan. Pada zaman dahulu, musik pengiring senjang adalah musik
tanjidor. Seiring dengan perkembangan permusikan dewasa ini, tanjidor sudah
nyaris langkah digunakan, tetapi penggantinya adalah musik melayu atau organ
tunggal. Pada zaman dahulu, penutur senjang biasanya menciptakan senjangnnya
secara spontan, sehingga tema yang akan disampaikan disesuaikan dengan suasana
yang dihadapinya. Akan tetapi, sekarang kepandaian senjang serupa itu sudah
sangat langkah. Pesenjang biasanya menyiapkan senjangnya jauh hari sebelumnya.
Bahkan sering terjadi pesenjang menuturkan senjangnya dengan melihat teks yang
telah dipersiapkan.
Ikatan senjang juga memiliki pola
tersendiri. Sebuah senjang biasanya terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama
merupakan bagian pembuka. Bagian kedua merupakan isi senjang yang akan
disampaikan. Bagian ketiga merupakan bagian penutup yang biasanya berisi
permohonan maaf dan pamit dari pesenjang.
Contoh Senjang
Bagian pembuka senjang dapat dilihat
dari contoh berikut:
Cobo - cobo maen gelumbang Entahke
padi entah dedak Bemban burung pulo lalang Untuk bahan muat keranjang Cobo -
cobo kami nak basenjang Entahke pacak entah dak Kepalang kami telanjur senjang
Kalu salah tolong maaf ke.
Kalu adek ke Palembang Jangan lali
ngunde tajur Tajur pasang di Sekanak Bawa batang buah Banono Kala adek bajo
linjang Jangan sampai talanjur Kalu rusak lagi budak Alamat idop dak samparno.
Contoh bagian penutup senjang:
Kalu nak pegi ke Karang Waru Singgah
tegal di Jerambah Pogok Tengah jalan ke Rantau Kasih Nak pegi ke dusun ulak
Kami senjang barenti dulu Adat karena abis pokok Kami ucapke terime kaseh Maap ke
bae kate yang salah.
Fungsi Senjang
Bila dilihat dari penampilan dan isi
yang terdapat didalam sebuah senjang, tampak ada beberapa fungsi yang terdapat
didalamnya.
Fungsi I, adalah untuk menghibur. Fungsi ini dapat dirasakan ketika
senjang itu akan ditampilkan. Mengapa demikian? ini disebabkan oleh penampilan
senjang selalu diiringi oleh musik yang dinamis. Musik dan penuturan senjang
tampil secara bergantian. Sebelum bagian pembuka ada musik yang mengiringinya.
Antara bagian pembuka dan bagian isi juga diselingi dengan musik. Antara bagian
isi dan bagian penutup pun diselingi oleh musik. Pada bagian akhir musik akan
muncul lagi. Walaupun irama musiknya yang itu - itu juga, penonton akan merasa
terhibur.
Fungsi II adalah untuk menyampaikan nasihat (didaktis). Nasihat ini
tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga ditujukan kepada para
remaja bahkan orang tua. Oleh sebab itu senjang sering dituturkan pada pesta
keluarga seperti pesta perkawinan, khitanan dan lain-lain. Pada kesempatan ini
semua keluarga baik tua maupun muda, dewasa maupun anak-anak berkumpul. Dengan
demikian, semua usia tadi dapat menqikuti penuturan senjang itu. Pesan moral
yang dituturkan oleh pesenjang dengan bernyanyi sambil menari itu cukup
menqhibur dan tidak terkesan menggurui.
Fungsi III adalah sebagai alat kontrol sosial dan politik Fungsi ini
terutama sekali terlihat ketika senjang dituturkan pada acara yang dihadiri
pejabat, baik acara pemerintahan maupun acara kekeluargaan. Akan tetapi, karena
format penyampaiannya selalu didahului dengan permohonan izin dan maaf dan
diakhiri pula dengan permohonan pamit dan maaf. Serta diiringi dengan musik dan
tari yang dilakukan pesenjang, kontrol, kritik yang disampaikan oleh pesenjang
itu menjadi enak didengar, tidak membuat pihak yang dikontrol atau dikritik
tersinggung. Senjang mengkritik tetapi tidak menyakiti, mengontrol tetapi tidak
menghujat pihak yang dikritiknya.
0 komentar:
Posting Komentar